Kupang— Komitmen dalam membangun budaya damai dan keadilan restoratif terus diperkuat oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum Nusa Tenggara Timur (Kanwil Kemenkum NTT). Di bawah kepemimpinan Kepala Kantor Wilayah Silvester Sili Laba, Kanwil Kemenkum NTT menggelar Penilaian Panitia Seleksi Daerah (Panselda) Peacemaker Justice Awards (PJA) Tahun 2025 yang berlangsung pada Kamis (17/07/2025).
Peacemaker Justice Awards merupakan ajang apresiasi terhadap inisiatif dan praktik terbaik dalam penyelesaian konflik secara damai di tengah masyarakat. Melalui ajang ini, Kementerian Hukum mendorong peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah dalam membumikan nilai-nilai keadilan restoratif yang inklusif dan humanis.

Penilaian tingkat Provinsi NTT melibatkan Panitia Seleksi Daerah yang terdiri dari berbagai unsur, baik internal Kemenkum maupun mitra strategis dari pemerintah daerah dan lembaga peradilan. Dari Tim Penyuluh Hukum Kanwil Kemenkum NTT yakni Penyuluh Hukum Ahli Muda Nikolaus Tak, Yopi Raga, Conelia Yasinta Rado, dan Bernadete Benediktus. Sementara dari unsur eksternal yang tergabung dalam tim seleksi yakni Marni Dominika, Analis Kebijakan Ahli Pertama dari Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi NTT, Yusuf Faot, Panitera Muda Perdata dari Pengadilan Tinggi Kupang, dan Dokci Yarce J Non, perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi NTT.

Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi kunci dalam menjamin objektivitas, kredibilitas, dan kualitas seleksi kandidat Peacemaker Justice Awards di tingkat provinsi.
Dari tempat terpisah, Kepala Kanwil Kemenkum NTT, Silvester Sili Laba, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari strategi nasional dalam mengarusutamakan pendekatan non-litigasi dalam penyelesaian sengketa.
“PJA bukan sekadar penghargaan, tapi bentuk konkret dukungan negara terhadap para agen perdamaian yang selama ini bekerja di akar rumput. NTT punya banyak figur inspiratif, dan lewat kegiatan ini kita beri ruang dan pengakuan kepada mereka,” ungkapnya.
Melalui proses seleksi ini, diharapkan lahir para penerima penghargaan yang mampu menjadi teladan dalam menciptakan harmoni sosial, serta menjadi jembatan penyelesaian konflik tanpa kekerasan.

