Jakarta - Keluarga Besar Kantor Wilayah Kementerian Hukum NTT mengikuti ibadah dan perayaan natal lintas kementerian Bidang Hukum, Ham, Imigrasi dan Pemasyarakatan, bertempat di Graha Pengayoman. Sabtu (11/01). Kegiatan ini diikuti langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum NTT, Silvester Sili Laba didampingi oleh Kepala Bagian Umum, Erni Mamo Li.
Tema yang diusung adalah "Marilah kita pergi ke Bethlehem” dan sub tema “Melangkah dengan Iman menuju Indonesia Emas 2045”.
Ibadah dan perayaan ini dipimpin oleh dua pemuka agaman Protestan dan Katholik, Pendeta Jaya Abadi Tarigan dan Romo Thomas Ulun Ismoyo.
Dalam khotbahnya berdasarkan bacaan Injil Lukas 2:15, Pendeta Jaya Abadi mengajak seluruh keluarga besar Kanwil Kemenkumham NTT untuk mengalami perjumpaan dengan Yesus dan mengalami pula kuasa Natal dalam kehidupan masing-masing.
Belajar dari kisah orang majus di Betlehem, Firman Tuhan memperlihatkan keagungan Allah dengan kemahakuasaan-Nya melindungi dan memelihara orang yang dikasihi-Nya. Hal ini membuktikan bahwa sejahat apa pun rencana yang dirancangkan orang lain atas hidup kita, Allah sanggup menjaga dan menyelamatkan umat-Nya.
“Apabila kita hidup bergaul dengan Tuhan, ketika kita salah melangkah bahkan tersesat, dengan kasih-Nya Dia akan memanggil kita kembali pulang sesuai jalan-Nya,” ujarnya.
Sementara itu, Romo Thomas Ulun dalam pesan dan kesan Natal kepada seluruh jajaran Kemenkumham NTT, mengajak untuk bersyukur karena pesta kelahiran Yesus menegaskan kepada kita tentang menghadirkan tentang cinta kasih Kristus yang berlimpah.
“Seperti para Majus, kita pun memberi diri untuk dituntut oleh sabda dan kehendak Bapa untuk mendapat jalan lain yang datang dari Tuhan,” pesannya.
Dalam perayaan tersebut, juga diisi dengan persembahan puji-pujian oleh paduan suara, vokal grup, dan solo/duet ASN, dan juga penampilan dari Sari Simorangkir, Trio RNB serta Bekasi Gospel Project.
Dalam pesan yang disampaikan khusus untuk acara ini, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra juga menekankan makna Natal yang mendalam.
“Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang simbolis atau sekadar filosofis. Dia adalah Tuhan yang religius, yang disembah dalam kehidupan manusia. Melalui kelahiranNya di Bethlehem, kita diajak untuk memahami bahwa kasih dan kehadiran Tuhan itu nyata, bukan hanya konsep atau pemikiran belaka.” Ujarnya.
Yusril juga menambahkan bahwa perayaan Natal adalah momen untuk merefleksikan hubungan pribadi dengan Tuhan yang hidup dan aktif bekerja dalam kehidupan umat-Nya. Menurutnya tugas kita sebagai ASN tidak hanya berfokus pada penegakan hukum semata, tetapi juga pada pelayanan yang berlandaskan nilai-nilai kasih, kemanusiaan, dan kebersamaan.
Menutup sambutannya, Yusril mengajak seluruh ASN untuk merenung sejenak tentang arti sejati dari perayaan Natal yakni untuk kembali meneguhkan komitmen kita untuk bekerja dengan lebih baik lagi.
Lanjutnya, bekerja tidak hanya untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat dan negara. Sebagaimana para gembala yang berjalan dengan penuh harapan menuju Betlehem, kita pun diajak untuk melangkah bersama, menuju Indonesia yang lebih baik.
“Mari kita perbaharui tekad kita untuk terus melangkah dengan iman. Mari kita jadikan Natal ini sebagai momentum untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama, baik di dalam kementerian kita sendiri maupun dengan seluruh masyarakat Indonesia” tutupnya.