Kupang – Suasana Kota Kupang dipenuhi warna, musik, dan kemeriahan saat Kirab Budaya bertema “NTT Bagaya” digelar oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum, Silvester Sili Laba, Kepala Divisi Peraturan Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum, Hasran Sapawi, hadir bersama para tokoh daerah untuk memeriahkan kegiatan yang menjadi ajang perayaan kekayaan budaya NTT tersebut, Rabu (13/8/2025).
Kegiatan dihadiri Gubernur NTT, Wakil Gubernur, Ketua DPRD Provinsi NTT, Wakil Ketua DPRD, Wakil Wali Kota Kupang, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTT. Kehadiran pejabat dari berbagai unsur ini menegaskan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama.
Kirab budaya ini menjadi magnet bagi masyarakat. Sepanjang rute, ribuan warga berjejer di tepi jalan untuk menyaksikan parade busana adat, tarian tradisional, musik daerah, dan atraksi seni dari 22 kabupaten/kota di NTT. Suara gong, tambur, dan nyanyian rakyat berpadu menciptakan suasana penuh sukacita dan kebanggaan.
Dalam sambutan pembukaannya, Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan bahwa Kirab Budaya bukan sekadar hiburan, tetapi juga wujud penghormatan terhadap sejarah dan warisan leluhur, serta menjadi simbol kesiapan NTT menghadapi masa depan.
“NTT memiliki keragaman budaya yang luar biasa. Kegiatan ini adalah bentuk penghormatan kita terhadap warisan leluhur sekaligus upaya menjaga persatuan dan membangun optimisme menyongsong masa depan daerah yang lebih maju,” ujarnya.
Bagi Kanwil Kemenkum NTT, keikutsertaan dalam kirab ini menjadi bentuk dukungan nyata terhadap upaya pemerintah daerah dalam mempromosikan identitas dan kebudayaan lokal.
Kirab Budaya “NTT Bagaya” juga menjadi momentum strategis untuk memperkuat sektor pariwisata. Penampilan memukau dari masing-masing daerah menjadi etalase kekayaan seni dan tradisi yang dapat menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Di tengah arus modernisasi, kegiatan seperti ini menjadi pengingat bahwa kemajuan daerah harus berjalan seiring dengan pelestarian nilai-nilai budaya. “NTT Bagaya” pun tak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi ruang pertemuan masyarakat lintas generasi untuk saling mengenal, menghargai, dan merayakan jati diri sebagai orang Nusa Tenggara Timur.
